Popcorn, camilan yang kini sangat populer di seluruh dunia, memiliki sejarah yang menarik dan melibatkan kajian arkeologi untuk mengungkap asal-usulnya. Bagaimana popcorn pertama kali ditemukan sebagai makanan yang lezat dan menggugah selera?
Popcorn dalam Kajian Arkeologi
Sejarah makanan sering kali merupakan misteri yang sulit dipecahkan karena benda-benda organik seperti makanan biasanya cepat terurai dan hilang dari catatan sejarah yang tertulis. Arkeolog sering mengandalkan sisa-sisa benda padat seperti tembikar atau alat batu untuk memahami kehidupan masa lalu. Namun, sisa-sisa makanan yang lebih lunak sering kali sulit untuk ditemukan.
Sean Rafferty, seorang Profesor Antropologi dari University at Albany, State University of New York, menjelaskan bahwa arkeolog jarang menemukan bukti langsung tentang makanan kuno seperti popcorn. Makanan organik seperti popcorn memang sulit untuk dilestarikan kecuali jika mereka terawetkan dalam kondisi khusus yang sangat kering atau terbakar.
Asal-usul Jagung dan Perkembangannya
Jagung, tanaman yang menjadi bahan utama popcorn, pertama kali dibudidayakan oleh penduduk asli Amerika di wilayah Meksiko modern. Para petani awal memulai dari teosinte, sejenis rumput liar yang bijinya mengandung banyak pati dan karbohidrat mirip dengan roti atau pasta. Proses domestikasi teosinte menjadi jagung yang kita kenal sekarang ini memakan waktu dan perjuangan, dimulai dari memilih biji-biji teosinte yang terbesar.
Bukti pertanian jagung telah ditemukan di gua kering di Meksiko yang berasal dari sekitar 9.000 tahun yang lalu. Dari sana, budidaya jagung menyebar luas ke seluruh Amerika Utara dan Selatan, menjadi salah satu sumber makanan utama bagi suku-suku pribumi di Amerika.
Penemuan Popcorn: Keajaiban Kecil dari Jagung
Meskipun sulit untuk menentukan dengan pasti kapan popcorn pertama kali ditemukan, para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa jagung memiliki kemampuan untuk meletup saat dipanaskan sejak zaman kuno. Ada satu jenis jagung khusus yang disebut “popcorn” yang memiliki kemampuan alami untuk meletup menjadi berondong jagung ketika dipanaskan.
Para arkeolog telah menemukan fitolit jagung dari Peru, serta biji jagung jenis “poppable” yang terbakar, yang telah ada sejak sekitar 6.700 tahun yang lalu. Ini menunjukkan bahwa kemampuan popcorn untuk meletup mungkin telah dikenal sejak zaman pra-Columbus di Amerika.
Proses Pembuatan Popcorn Kuno
Popcorn kuno mungkin tidak serupa dengan camilan modern yang kita nikmati saat ini di bioskop atau acara olahraga. Kemungkinan besar, popcorn kuno tidak disajikan dengan garam atau mentega karena saat itu sapi belum ada di Amerika. Mungkin popcorn kuno lebih kenyal dan mungkin disajikan dalam keadaan dingin atau setelah beberapa waktu dipanaskan di atas api.
Rafferty menjelaskan bahwa mekanisme meletusnya popcorn berasal dari uap air di dalam kernel jagung yang tumbuh menjadi tekanan yang cukup besar sehingga akhirnya meletus. Proses ini tidak hanya membuat popcorn menjadi camilan yang enak tetapi juga berfungsi sebagai cara cerdas untuk mengawetkan dan menyimpan pati dalam jagung.
Kesimpulan
Popcorn, sebagai salah satu camilan tertua yang dikenal manusia, memberikan kita pandangan unik tentang sejarah budaya makanan di Amerika pra-Columbus. Meskipun asal-usul pasti penemuan popcorn masih menjadi misteri, bukti arkeologis menunjukkan bahwa jagung sebagai bahan dasarnya telah dikenal dan dimanfaatkan untuk keperluan makanan sejak zaman kuno. Dengan menggali lebih dalam melalui penelitian arkeologi, kita dapat terus memahami bagaimana makanan-makanan klasik seperti popcorn telah memengaruhi dan diterima dalam berbagai budaya di seluruh dunia.